Pemerintah Negara Republik Indonesia melalui Kementerian Keuangan menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72 Tahun 2025 (“PMK 72/2025”) sebagai perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10 Tahun 2025 tentang Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Tertentu yang Ditanggung Pemerintah dalam Rangka Stimulus Ekonomi Tahun Anggaran 2025. Peraturan baru ini merupakan bentuk kebijakan fiskal pemerintah yang ditujukan untuk memperkuat sektor – sektor strategis nasional melalui pemberian insentif pajak kepada pemberi kerja dan pekerja.
Salah satu langkah yang ditempuh dalam kebijakan ini adalah memperluas cakupan sektor penerima insentif Pajak Penghasilan Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (“PPh 21 DTP”) yang semula terbatas pada sektor usaha yang menjalankan kegiatan industri alas kaki, tekstil dan pakaian jadi, furnitur, serta kulit dan barang dari kulit, kini mencakup pula pemberian PPh 21 DTP untuk pekerja yang bekerja pada sektor pariwisata.
Sebagai catatan, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Pariwisata, kegiatan usaha dengan sektor pariwisata pada dasarnya mencakup usaha sebagai berikut :
1) Daya Tarik Wisata;
2) Kawasan Pariwisata;
3) Jasa Transportasi Wisata;
4) Jasa Perjalanan Wisata;
5) Jasa Makanan dan Minuman;
6) Penyediaan Akomodasi;
7) Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi;
8) Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi dan Pameran;
9) Jasa Informasi Pariwisata;
10) Jasa Konsultan Pariwisata;
11) Jasa Pariwisata;
12) Wisata Tirta; dan
13) SPA.
Mengenai Klasifikasi Lapangan Usaha secara keseluruhan, akan kami uraikan dalam Lampiran Legal Research ini.
Dalam pelaksanaannya, pemberian fasilitas PPh 21 DTP terhadap sektor – sektor usaha tersebut diberikan dengan dengan ketentuan periode masa pajak yang berbeda, dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 4A PMK 72/2025, dengan pemisahan dan perbedaan pemberian fasilitas PPh 21 DTP berdasarkan masa pajak sebagai berikut :
a. Untuk sektor usaha pada industri alas kaki, tekstil dan pakaian jadi, furnitur, serta kulit dan barang dari kulit, masa pemberian insentif PPh 21 DTP berlaku dari Masa Pajak Januari 2025 sampai dengan Desember 2025; dan
b. Untuk sektor pariwisata, masa pemberian insentif PPh 21 DTP hanya berlaku dari Masa Pajak Oktober 2025 sampai dengan Desember 2025.
Perluasan insentif PPh 21 DTP terhadap sektor pariwisata dilandasi oleh pertimbangan bahwa sektor ini memiliki peranan penting dalam menggerakkan perekonomian, menciptakan lapangan kerja, dan mendukung peningkatan pendapatan masyarakat. Dengan memberikan keringanan pajak bagi pihak pemberi kerja dan pekerja di sektor pariwisata, pemerintah berharap dapat mendorong keberlanjutan kegiatan usaha serta menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan tenaga kerja. Kebijakan ini juga mencerminkan penguatan peran sektor jasa, khususnya pariwisata, sebagai salah satu pilar pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam hal ini, PMK 72/2025 menambahkan dan mengubah beberapa ketentuan penting dalam PMK sebelumnya, yang pada pokoknya mengatur mengenai ketentuan pelaksanaan atas pemberian fasiltas PPh 21 DTP baik bagi Pemberi Kerja maupun bagi Pekerja. Setiap perubahan tersebut membawa dampak langsung terhadap aspek administratif dan kewajiban hukum bagi para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan insentif ini.
Dengan diberlakukannya fasilitas PPh 21 DTP, dalam hal ini Sebagai Pelaku Usaha sekaligus Pemberi Kerja yang pada pokoknya memberikan Upah atau pendapatan dan penghasilan kepada para Pekerja, memiliki kewajiban untuk membayarkan insetif tersebut secara tunai kepada para Pekerja, termasuk melakukan pembayaran atas tunjangan PPh 21 yang ditanggung oleh Pemberi Kerja kepada para Pekerja yang bersangkutan.
Hal tersebut didasarkan atas ketentuan Pasal 5 ayat 1 PMK 72/2025 yang pada pokoknya menyatakan sebagai berikut :
“Pajak Penghasilan Pasal 21 ditanggung pemerintah, merupakan pemberian insentif yang harus dibayarkan secara tunai oleh Pemberi Kerja pada saat pembayaran penghasilan kepada Pegawai tertentu, termasuk dalam hal Pemberi Kerja memberikan tunjangan Pajak Penghasilan 21 atau menanggung Pajak Penghasilan Pasal 21 kepada Pegawai”.
Dengan dibayarkannya insentif atas PPh 21 oleh Pemberi Kerja kepada Pekerja, maka dalam hal ini nilai atas insentif yang dibayarkan tersebut tidak diperhitungkan sebagai Penghasilan yang dikenakan Pajak. Namun, dalam praktiknya, untuk dapat membuktikan bahwa Pemberi Kerja telah memberikan insentif PPh 21 kepada Pekerja, dalam hal ini Pemberi Kerja tetap harus membuatkan suatu bukti pemotongan pajak sesuai dengan tata cara yang berlaku di peraturan perundang – undangan bidang perpajakan, yang dilaporkan oleh Pemberi Kerja kepada instansi perpajakan yang berwenang setiap Masa Pajak.
Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku di bidang Ketenagakerjaan, pada dasarnya Pekerja terdiri atas 2 (dua) jenis hubungan kerja, yang didasarkan pada hubungan kerja
sebagai berikut :
a. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (“PKWT”); dan
b. Perjanjian Kerja Waktu Tidan Tertentu (“PKWTT”).
Dengan adanya pemisahan 2 (dua) jenis hubungan kerja tersebut, maka dalam hal ini menimbulkan ketentuan dan persyaratan yang berbeda atas pemberian PPh 21 DTP, sebagaimana diatur dalam ketentuan PMK 72/2025 yaitu sebagai berikut :
1. Pegawai Tetap Tertentu atau PKWTT
a. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan/atau Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang telah terintegrasi dalam sistem administrasi Direktorat Jenderal Pajak;
b. Menerima penghasilan bruto tetap tidak lebih dari Rp10.000.000,00 per bulan; dan
c. Tidak menerima insentif Pajak Penghasilan Pasal 21 ditanggung pemerintah lainnya berdasarkan peraturan perundang – undangan di bidang perpajakan.
2. Pegawai Tidak Tetap Tertentu PKWT
a. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan/atau Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang telah terintegrasi dalam sistem administrasi Direktorat Jenderal Pajak.
b. Menerima upah dengan jumlah:
– Rata – rata 1 (satu) hari tidak lebih dari Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) dalam hal upah diterima atau diperoleh secara harian, mingguan, satuan, atau borongan;
– Tidak lebih dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dalam hal upah diterima atau diperoleh secara bulanan; dan
c. Tidak menerima insentif Pajak Penghasilan Pasal 21 ditanggung pemerintah lainnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan
Terdapat kemungkinan bahwa nilai fasilitas PPh 21 yang memiliki nilai lebih besar dari nilai PPh 21 terutang, sehingga menyebabkan adanya kelebihan bayar PPh 21 DTP. Untuk Pekerja dengan jenis hubungan kerja PKWTT, apabila terdapat kelebihan nilai failitas PPh 21 yang dibayarkan dari nilai Pajak Terutang, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 5 ayat 5 PMK 72/2025 kelebihan bayar PPh 21 DTP tersebut tidak akan dikembalikan kepada Pekerja PKWTT yang bersangkutan.
Namun, khusus untuk Pekerja PKWTT yang bekerja pada sektor pariwisata, apabila terdapat kelebihan bayar PPh 21 DTP akibat PPh 21 DTP yang telah dipotong nilainya lebih besar dari PPh 21 yang terutang untuk 1 (satu) tahun pajak, maka dalam hal ini Pemberi Kerja dapat mengembalikan kelebihan bayar pajak tersebut kepada Pekerja PKWTT yang bersangkutan, dengan nilai pengembalian sebesar bagian kelebihan pemotongan pajak yang tidak ditanggung pemerintah.
Nilai pengembalian kelebihan bayar pajak yang dibayarkan oleh Pemberi Kerja kepada Pekerja PKWTT khusus dalam sektor pariwisata, pada dasarnya pengembalian kelebihan bayar pajak tersebut pun dapat diklaim kepada instansi perpajakan yang berwenang, melalui kompensasi kelebihan bayar pajak.
Kelebihan bayar pajak tersebut akan dikompensasikan sebagai pembayaran pajak terutang untuk masa pajak berikutnya, dengan nilai sebesar bagian kelebihan pembayaran pajak yang tidak ditanggung pemerintah. Adapun, untuk dapat memperoleh kompensasi kelebihan bayar pajak tersebut, dalam hal Pemberi Kerja harus mempersiapkan dokumen administratif, yang terdiri dari dokumen – dokumen sebagai berikut :
- Kertas kerja penghitungan dan menyampaikannya melalui saluran tertentu pada laman Direktorat Jenderal Pajak; dan
- Bukti pemotongan tambahan atas bagian yang ditanggung pemerintah dan melaporkannya dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 21/26.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dalam hal ini dapat dipahami bahwa pada dasarnya PMK 72/2025 memberikan hak atau fasilitas kemudahan dan keringanan bagi para Pekerja untuk tidak dikenakan PPh 21, melalui pemberian fasilitas PPh 21 DTP. Namun, dengan adanya fasilitas PPh 21 DTP ini, tidak menghilangkan kewajiban Pemberi Kerja untuk melakukan pelaporan serta penyampaian bukti potong PPh 21 kepada instansi perpajakan, serta tidak menghilangkan kewajiban Pemberi Kerja untuk tetap mengeluarkan sejumlah anggaran fasilitas pajak.
Dengan adanya fasilitas PPh 21 DTP, anggaran atas penanggungan fasilitas PPh 21 oleh Pemberi Kerja tersebut tetap harus dibayarkan, namun pembayarannya tidak dilakukan penyetoran ke kas negara. Pembayaran atas anggaran fasilitas PPh 21 Pemberi Kerja tetap wajib diserahkan kepada Pekerja yang bersangkutan baik Pekerja PKWT maupun Pekerja PKWTT.
Khusus untuk Pekerja PKWTT dalam sektor pariwisata, dalam hal ini memperoleh fasilitas yang lebih menguntungkan, dimana Pekerja PKWTT sektor pariwisata yang nilai pajak terutangnya tidak lebih lebih besar dari nilai PPh 21 DTP, dapat memperoleh kompensasi atas kelebihan nilai PPh 21 DTP, yang dapat dibayarkan oleh Pemberi Kerja kepada Pekerja secara langsung.
LAMPIRAN
Kriteria bidang usaha yang memperoleh fasilitas PPh 21 DTP berdasarkan Lampiran PMK 72/2025, ditentukan sebagai berikut :
No. | Kategori | KLU | Nama Industri |
1 | C | 13111 | Industri Persiapan Serat Tekstil |
2 | C | 13112 | Industri Pemintalan Benang |
3 | C | 13113 | Industri Pemintalan Benang Jahit |
4 | C | 13121 | Industri Pertenunan (Bukan Pertenunan Karung Goni dan Karung Lainnya) |
5 | C | 13122 | Industri Kain Tenun Ikat |
6 | C | 13123 | Industri Bulu Tiruan Tenunan |
7 | C | 13131 | Industri Penyempurnaan Benang |
8 | C | 13132 | Industri Penyempurnaan Kain |
9 | C | 13133 | Industri Pencetakan Kain |
10 | C | 13134 | Industri Batik |
11 | C | 13911 | Industri Kain Rajutan |
12 | C | 13912 | Industri Kain Sulaman |
13 | C | 13913 | Industri Bulu Tiruan Rajutan |
14 | C | 13921 | Industri Barang Jadi Tekstil untuk Keperluan Rumah Tangga |
15 | C | 13922 | Industri Barang Jadi Tekstil Sulaman |
16 | C | 13923 | Industri Bantal dan Sejenisnya |
17 | C | 13924 | Industri Barang Jadi Rajutan dan Sulaman |
18 | C | 13925 | Industri Karung Goni |
19 | C | 13926 | Industri Karung Bukan Goni |
20 | C | 13929 | Industri Barang Jadi Tekstil Lainnya |
21 | C | 13930 | Industri Karpet dan Permadani |
22 | C | 13941 | Industri Tali |
23 | C | 13942 | Industri Barang dari Tali |
24 | C | 13991 | Industri Kain Pita (Narrow Fabric) |
25 | C | 13992 | Industri yang Menghasilkan Kain Keperluan Industri |
26 | C | 13993 | Industri Non Woven (Bukan Tenunan) |
27 | C | 13994 | Industri Kain Ban |
28 | C | 13995 | Industri Kapuk |
29 | C | 13996 | Industri Kain Tulle dan Kain Jaring |
30 | C | 13999 | Industri Tekstil Lainnya YTDL |
31 | C | 14111 | Industri Pakaian Jadi (Konveksi) dari Tekstil |
32 | C | 14112 | Industri Pakaian Jadi (Konveksi) dari Kulit |
33 | C | 14120 | Penjahitan dan Pembuatan Pakaian Sesuai Pesanan |
34 | C | 14131 | Industri Perlengkapan Pakaian dari Tekstil |
35 | C | 14132 | Industri Perlengkapan Pakaian dari Kulit |
36 | C | 14200 | Industri Pakaian Jadi dan Barang dari Kulit Berbulu |
37 | C | 14301 | Industri Pakaian Jadi Rajutan |
38 | C | 14302 | Industri Pakaian Jadi Sulaman/Bordir |
39 | C | 14303 | Industri Rajutan Kaos Kaki dan Sejenisnya |
40 | C | 15111 | Industri Pengawetan Kulit |
41 | C | 15112 | Industri Penyamakan Kulit |
42 | C | 15113 | Industri Pencelupan Kulit Bulu |
43 | C | 15114 | Industri Kulit Komposisi |
44 | C | 15121 | Industri Barang dari Kulit dan Kulit Komposisi untuk Keperluan Pribadi |
45 | C | 15122 | Industri Barang dari Kulit dan Kulit Komposisi untuk Keperluan Teknik/Industri |
46 | C | 15123 | Industri Barang dari Kulit dan Kulit Komposisi untuk Keperluan Hewan |
47 | C | 15129 | Industri Barang dari Kulit dan Kulit Komposisi untuk Keperluan Lainnya |
48 | C | 15201 | Industri Alas Kaki untuk Keperluan Sehari-Hari |
49 | C | 15202 | Industri Sepatu Olahraga |
50 | C | 15203 | Industri Sepatu Teknik Lapangan/Keperluan Industri |
51 | C | 15209 | Industri Alas Kaki Lainnya |
52 | C | 31001 | Industri Furnitur dari Kayu |
53 | C | 31002 | Industri Furnitur dari Rotan dan atau Bambu |
54 | C | 31003 | Industri Furnitur dari Plastik |
55 | C | 31004 | Industri Furnitur dari Logam |
56 | C | 31009 | Industri Furnitur Lainnya |
57 | H | 49425 | Angkutan Darat Wisata |
58 | H | 50113 | Angkutan Laut Dalam Negeri Untuk Wisata |
59 | H | 50122 | Angkutan Laut Luar Negeri Untuk Wisata |
60 | I | 55110 | Hotel Bintang |
61 | I | 55120 | Hotel MelatI |
62 | I | 55130 | Pondok Wisata |
63 | I | 55191 | Penginapan Remaja (Youth Hostel) |
64 | I | 55192 | Bumi Perkemahan, Persinggahan Karavan dan Taman Karavan |
65 | I | 55193 | Vila |
66 | I | 55194 | Apartemen Hotel |
67 | I | 55199 | Penyediaan Akomodasi Jangka Pendek Lainnya |
68 | I | 55900 | Penyediaan Akomodasi Lainnya |
69 | I | 56101 | Restoran |
70 | I | 56102 | Rumah/Warung Makan |
71 | I | 56103 | Kedai Makanan |
72 | I | 56104 | Penyediaan Makanan Keliling/Tempat Tidak Tetap |
73 | I | 56109 | Restoran dan Penyediaan Makanan Keliling Lainnya |
74 | I | 56210 | Jasa Boga Untuk Suatu Event Tertentu (Event Catering |
75 | I | 56290 | Penyediaan Jasa Boga Periode Tertentu |
76 | I | 56301 | Bar |
77 | I | 56302 | Kelab Malam atau Diskotek yang Utamanya Menyediakan Minuman |
78 | I | 56303 | Rumah Minum/Kafe |
79 | I | 56304 | Kedai Minuman |
80 | L | 56306 | Penyediaan Minuman Keliling/Tempat Tidak Tetap |
81 | L | 68112 | Penyewaan Venue Penyelenggaraan Aktivitas MICE dan Event Khusus |
82 | L | 68120 | Kawasan Pariwisata |
83 | M | 70201 | Aktivitas Konsultansi Pariwisata |
84 | N | 79111 | Aktivitas Agen Perjalanan Wisata |
85 | N | 79119 | Aktivitas Agen Perjalanan LaAktivitas Biro Perjalanan Lainnyaa |
86 | N | 79121 | Aktivitas Biro Perjalanan Wisata |
87 | N | 79129 | Aktivitas Biro Perjalanan Lainnya |
88 | N | 79911 | Jasa Informasi Pariwisata |
89 | N | 79912 | Jasa Informasi Daya Tarik Wisata |
90 | N | 79921 | Jasa Pramuwisata |
91 | N | 79922 | Jasa Interpreter Wisata |
92 | N | 79990 | Jasa Reservasi Lainnya YBDI YTDL |
93 | N | 82301 | Jasa Penyelenggara Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi dan Pameran (MICE) |
94 | N | 82302 | Jasa Penyelenggara Event Khusus (Special Event) |
95 | R | 90030 | Aktivitas Impresariat Bidang Seni dan Festival Seni |
96 | R | 90040 | Aktivitas Operasional Fasilitas Seni |
97 | R | 91022 | Museum yang Dikelola Swasta |
98 | R | 91024 | Peninggalan Sejarah/Cagar Budaya yang Dikelola Swasta |
99 | R | 91029 | Wisata Budaya Lainnya |
100 | R | 93111 | Fasilitas Stadion |
101 | R | 93112 | Fasilitas Sirkuit |
102 | R | 93113 | Fasilitas Gelanggang/Arena |
103 | R | 93114 | Fasilitas Lapangan |
104 | R | 93115 | Fasilitas Olahraga Beladiri |
106 | R | 93116 | Fasilitas Pusat Kebugaran/Fitness Center |
107 | R | 93119 | Pengelolaan Fasilitas Olah Raga Lainnya |
108 | R | 93191 | Promotor Kegiatan Olahraga |
109 | R | 93193 | Aktivitas Perburuan |
110 | R | 93195 | Aktivitas Olahraga Tradisional |
111 | R | 93211 | Taman Rekreasi |
112 | R | 93219 | Aktivitas Taman Bertema atau Taman Hiburan Lainnya |
113 | R | 93221 | Pemandian Alam |
114 | R | 93222 | Wisata Gua |
115 | R | 93223 | Wisata Petualangan Alam |
116 | R | 93224 | Wisata Pantai |
117 | R | 93229 | Daya Tarik Wisata Alam Lainnya |
118 | R | 93231 | Wisata Agro |
119 | R | 93239 | Daya Tarik Wisata Buatan/Binaan Manusia Lainnya |
120 | R | 93242 | Wisata Selam |
121 | R | 93243 | Dermaga Marina |
122 | R | 93244 | Kolam Pemancingan |
123 | R | 93245 | Wisata Memancing |
124 | R | 93246 | Aktivitas Wisata Air |
125 | R | 93249 | Wisata Tirta Lainnya |
126 | R | 93291 | Klub Malam |
127 | R | 93292 | Karaoke |
128 | R | 93293 | Usaha Arena Permainan |
129 | R | 93294 | Diskotek |
130 | R | 93299 | Aktivitas Hiburan dan Rekreasi Lainnya YTDL |
131 | S | 96121 | Rumah Pijat |
132 | S | 96122 | Aktivitas Spa (Sante Par Aqua) |
133 | S | 96129 | Aktivitas Kebugaran Lainnya |



